–sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat– (2Korintus 5:7)
Di tengah-tengah pergumulan dan tantangan yang sedang kita alami saat ini, Allah ingin agar kita hidup dengan satu pengertian bahwa segala sesuatu adalah mungkin.
Ketika sara tertawa mendengar kabar bahwa dirinya dan Abraham akan dikaruniai seorang anak, padahal mereka sudah sangat tua, malaikat menjawab, “Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN?…” (Kejadian 18:14). Jika Allah menghendaki sesuatu terjadi, Dia pasti mampu melakukan-Nya. Tugas kita adalah percaya. Ishak dilahirkan ketika Abraham mendekati 100 tahun dan Sara 90 tahun.
Hal yang sama juga dialami oleh nabi Yeremia, ketika Allah mengutus Yeremia membeli sebidang tanah di Israel sebagai tanda bahwa orang Israel akan kembali setelah ditawan di babel. Dalam doanya Yeremia berkata demikian, “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untuk-Mu!” (Yeremia 32:17).
Di pihak Allah, jelas tidak ada sesuatu yang mustahil. Tetapi bagaimana dengan pihak kita? Allah memberi jaminan bahwa tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya kepada-Nya. (Markus 9:23). Jadi kunci yang pertama adalah PERCAYA. Percaya disini berbicara tentang iman. Allah menuntut iman kita, dan Allah telah memberikan ukuran iman kepada setiap orang. Mungkin iman yang kita miliki hanya sebesar biji sesawi saja, tetapi Tuhan Yesus berklata bahwa dengan iman yang sebesar biji sesawi itu, kita dapat memindahkan berbagai macam gunung-gunung persoalan yang kita alami dalam kehidupan kita.
Itu sebabnya manfaatkanlah iman dan mulailah mengharapkan mujizat-mujizat terjadi dalam kehidupan kita, dalam pekerjaan dan usaha kita, dalam pendidikan kita, dalam pergaulan kita, dalam pelayanan kita, dan masa depan kita. Tuhan Yesus Memberkati.
